Kutatap wajahmu (Bagian 1 sampai Tamat)

Dwi bersiap berangkat ke sekolah. Dwi berangkat pagi-pagi sekali. sekitar pukul 6.00. Dwi berangkat sekolah naik sepeda federal kesayangannya. Ia mengayuh sepedanya dengan santai sambil menghirup udara segar di pagi hari. Ia menelusuri jalan beraspal dengan santainya, karena jalanan masih sepi.

Tiba-tiba ada klakson berbunyi. "Wah, jangan-jangan si nurwi, aduh jadi salting nih, aku kan naksir berat sama dia. Sudah lama aku kagum berat sama dia. Pokoknya juara banget dah, semua kriteria ku ada padanya" batin Dwi.

"Halo ganteng, duluan ya" sapa Nurwi pada Dwi. "Ya Nur, silahkan duluan, tapi tunggu aku di parkiran sekolah ya" jawab Dwi. "Asiap bosku, memang ada apa sih, jadi deg-degan nih, takut ditembak" jawab Nurwi sambil tersenyum manis. Mendengar jawaban Nurwi Dwi jadi tersenyum malu. "Tidak ada apa-apa, cuma ada yang mau aku bicarakan sedikit" jawab Dwi malu-malu.

Tidak berapa lama kemudian Dwi sudah sampai di parkiran sekolah. Nurwipun tersenyum manis melihat Dwi yang baru datang dengan sepeda federalnya. "Hai Nur, udah lama nunggu aku ya" sapa Dwi ke Nurwi. "Tidak ganteng, aku juga baru sampai kok, emang kamu mau omong apa sih, jangan bilang mau nembak aku, kamu kan sudah lama naksir aku". Jawab Nurwi dengan pedenya. 

"Enggak, ini aku cuma mau mengembalikan buku paket Bahasa Indonesia yang aku pinjam. Eh, jangan lupa kamu buka halaman 56, soalnya aku ada pesan buat kamu" jawab Dwi. "Emang mau ngomong apa sih, kenapa nggak langsung saja" tanya Nurwi agak kebingungan. Nurwi membuka buku yang dikembalikan dan membuka halaman 56. Disana ada secarik kertas berhias yang baunya harum mewangi. Nurwi mau membacanya akan tetapi tiba-tiba bel bel berbunyi. Keduanya segera berlarian menuju kelas 3 IPA. Kebetulan keduanya masuk kelas IPA cuma neda kelas. Dwi du kelas 11 IPA 1 sedangkan Nurwi di kelas 11 IPA 2.

Nurwi sebenarnya penasaran berat dengan isi kertas itu. Ia jadi tidak konsentrasi mengikuti pelajaran. Begitupun juga Dwi, ia harap-harap cemas dengan respon dari Nurwi setelah membaca surat itu. Dan akhirnya bel istirahat pertamapun tiba. Dengan tak sabar ia membaca secarik kertas tersebut. "Hayo, baca surat dari gebetan ya" goda Santi sahabat karibnya. "Ah, tidak kok, ini cuma ada teman nitip pesan" jawab Nurwi tersipu malu.

"Assalamualaikum Nur. Apa kabar. Semoga kabarnya baik-baik saja. Lewat surat ini ijinkan saya ingin mengungkapkan isi hati saya yang selama ini saya pendam. Sejak mengenal kamu di kelas 10, sebenarnya saya sudah mulai tertarik sama kamu. Kamu orangnya periang, cantik, baik dan banyak sahabatnya. Siapapun pasti nyaman berteman sama kamu. Tiap menatap wajahmu, bawaannya selalu nyaman saja, pokoknya aku ingin selalu berada di samping kamu. Lewat surat ini aku hanya ingin bilang bahwa aku menyukaimu. maukah kamu membalas isi hatiku. Salam sayang, Dwi"

Nurwi tersenyum-senyum sendiri setelah membaca surat dari Dwi. Ia sangat bahagia. Kemudian ia menulis surat balasan untuk Dwi. Tibalah waktunya bel pulang berbunyi. Nurwi terus bergegas pulang. Ia menuju parkiran. Ternyata di parkiran Dwi sudah menunggunya. "Eh, sudah lama ya menunggu aku?" tanya Nurwi. "Tidak kok, belum lama; bagaimana, kamu sudah baca suratku belum?" tanya Dwi penasaran. "Sudah kok, aku sudah baca suratmu. Ternyata kamu fans aku ya" jawab Nurwi. "Ya, mana balasannya" tanya Dwi penasaran. "Nih, sudah aku tulis balasannya buat kamu" jawab Nurwi. "Oke, terimakasih" Dwi pun menerima surat dari Nurwi.

Tidak berapa lama Dwi pun sampai di rumah. Tak sabar ia membaca surat dari Nurwi. Ia membacanya sambil tiduran di kasur.

"Assalamualaikum. Dwi Ganteng"

Saya sudah membaca isi suratmu. Saya sangat tersanjung bahwa kamu mengagumiku dan sangat menyukaiku. Sejujurnya, akupun mempunyai perasaan yang sama denganmu.

Semoga persahabatan kita akan berlanjut ke jenjang yang lebih serius.

"Wassalamualaikum"

Salam sayang, Nuwi

Dwi sangat bahagia dan gembira sekali setelah mengetahui isi surat dari Nurwi. Sepertinya cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Gayung bersambut, Nurwipun punya perasaan yang sama terhadapnya.


Posting Komentar

0 Komentar